Banyak dari rakyat Indonesia, khususnya para orang tua selalu berpikir dan memandang nilai di atas sebuah kertas adalah yang paling unggul, paling utama, dan sebagai bukti. Tak jarang hal tersebut menjadi momok menekan anak untuk menjadi yang terbaik berdasarkan nilai di atas kertas, menjadi bahan banding dengan orang tua lain, dan secara tidak langsung menekan anak memiliki daya pikir sama yang nyatanya sempit, serta meningkatkan tindak kecurangan.
Sebatas Nilai di atas Kertas |
Mazhab Pendidikan yang salah kaprah ini, tak jarang mengakibatkan seorang sarjana berstatus cumlaude, namun tidak bisa melakukan apa-apa di dunia kerja dalam mengaplikasikan ilmunya saat di perguruan tinggi.
Belum lagi Mazhab yang keliru ini menekan dan membunuh kreatifitas anak, dimana dalam pikiran mereka hanya nilailah yang utama disamping hal lain atau talenta lain, misal dalam bidang olahraga, seni, musik, bela diri, dan lainnya, bahkan dalam dunia game seseorang juga bisa mengeksplorasi kemampuannya. Tak jarang Mazhab ini juga menumbuhkan sikap curang pada diri anak "demi mendapatkan nilai tinggi, pujian orang tua" mereka menerapkan perilaku curang seperti menyontek, berlaku tidak jujur.
Sebagai bahan refleksi dari sebuah kisah pendiri LinkedIn Reid Hoffman.
Dibalik Kesuksesan LinkedIn |
Reid Hoffman menciptakan LinkedIn bertujuan membantu para profesional terhubung dengan satu sama lain.
Selama masa kecilnya, ia tidak pernah dibiarkan oleh ayahnya untuk memiliki sebuah komputer karena ayahnya berpikir bahwa hal itu tidak berhubungan dengan kehidupan. Reid baru memiliki sebuah komputer dimana ia mempelajari kecerdasan buatan dan ilmu kognitif saat kuliah. Reid yang idealis selalu berencana untuk bekerja bagi dirinya sendiri suatu hari nanti. Namun, ia mengikuti saran dari dua kapitalis ventura supaya Reid mencari sebuah pekerjaan di perusahaan teknologi terkemuka untuk mendapatkan pengalaman memproduksi dan menjual produk terlebih dahulu.
Sejak kuliah, Reid ingin melakukan sesuatu yang bisa mempengaruhi atau menginspirasi banyak orang. Mulanya, dia percaya akademisi yang mampu mewujudkan hal tersebut. Seiring berjalannya waktu, ia menyadari akademisi dan menulis buku sangat sedikit dibaca orang. Menurutnya, wirausaha akan memberinya landasan yang besar.
Dari situ, Reid memutuskan untuk mengejar karir di bidang bisnis. Namun, dia butuh pengalaman untuk menjadi pebisnis.
Kemudian, Reid memulai usaha pertamanya pada Agustus 1997. Dia menciptakan SocialNet yakni paltform kencan online. Tak lama, portal kencan online itu ditutup dan Reid bergabung dengan PayPal di tahun 2000.
Pada akhir tahun 2017, pengguna media sosial LinkedIn di Indonesia mencapai lebih dari sembilan juta orang. Pertumbuhan ini jauh lebih pesat dibanding perkiraan kuartal sebelumnya. Mayoritas pengguna LinkedIn diketahui merupakan para pencari kerja dan profesional. Menurut riset yang dilakukan oleh LinkedIn, Jakarta merupakan satu dari empat kota dengan konektivitas tertinggi di dunia yang sejajar dengan London, Amsterdam, dan San Fransisco. Para pengguna LinkedIn di Jakarta bahkan memiliki jumlah koneksi terbesar, yaitu rata-rata 147 koneksi per pengguna. LinkedIn saat ini memiliki 530 juta pengguna di seluruh dunia dan seperempat diantaranya berada di Asia Pasifik.
Pada nyatanya, nilai akademisi penting, namun menemukan jati diri kamu, hal yang kamu sukai, fashion atas dirimu, dan kemampuan mu, adalah tujuan kamu mengekplorasi hidup ini.
Pentingnya Nilai Akademik dan Pengembangan Diri pada Siswa |
Sebab nilai hanya sebatas nominal di atas kertas jika tidak dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, dan satu hal pasti akan dilakukan setelah menempuh pendidikan panjang demi sebuah gelar adalah berkecimpung dalam dunia pekerjaan.
"Your life is not limited to paper. Your life is what you produce for mutual benefit"
Sangat sempit jika berpikir, Pendidikan hanya demi tujuan sebatas nilai di atas kertas. Sedang, begitu banyak hal yang bisa dieksplorasi selain itu.
For More Follow Me on
Instagram : auliatambusai
LinkedIn : Aulia Rahma Tambusai
YouTube : Aulia Rahma Tambusai
For Request Pembahasan
E-mail : auliarhtambusai@gmail.com