Friend Zone
April 05, 2020
Friend Zone
src: @naphat_nine
Ayyaw,,, I’m Ralie. I love Blue so much, because Blue is
me and I is Blue. Let’s read my first story, wish u like it, and happy reading.
Ada yang
pernah dengar tentang Friend Zone ga
sih? Ehh,,, itu yang senyum-senyum jangan-jangan sedang ya,,, (awokwokwk). Hari
ini untuk tulisan pertama di blog ini kita akan berceloteh tentang ya friend zone, penulis sendiri kalau
tentang ini sih ga pernah sama sekali ambil pusing, hoyong, mual, jeladak-jeleduk,
kayang, duarrrrr,,,(penulis atraktif), karena penulis sendiri sejak SD, SMP,
SMA yah sering berteman sama cowok (batas wajar ya gaes), kenapa? Karena cowok itu ga baperan, ga alay, ga tukang gosip, ga
ribet, humoris, bisa diandalin, pas banget mau serius bisa, pas becanda juga
klop banget, bisa jadi bodyguard hehhhe,,,
teruntuk teman-teman cowok SD, SMP, SMA ku tq
tq tq, sangkyu so much,,,
Tapi
nih, seperti yang orang-orang katakan termasuk Mamak penulis sendiri sih,,, “ga ada itu cowok sama cewek Cuma teman,, ya
teman tapi nanti dah ada tumbuh pircikin
risi” yah gitu kira-kira, tapi kemabali lagi berteman ya berteman ga
ada rasa coklat, vanila, keju, apalagi rasa yang pernah ada, eaaakk (oke
beginilah penulis). Kalau menurut pembaca gimana nih? Duhh,,, penulis penasaran
sekali dengan stereotip kalian tentang tema kita hari ini (jangan lupa
tinggalkan komentar ya) nah,, nah,, untuk membantu membuka stereotip para
pembaca ku yang cute cute (tapi masih cute-an penulis sih :D).
Eh... btw tulisan ini terinspirasi dari sebuah film
(Friend Zone-Thailand) tau ga sih yang pemerannya itu Naphat Siangsomboon
(Palm) dan Pimchanok Luevisadpaibul (Gink) (jujur,,,
sumpah itu nyebut namanya susah beutdah,,, :’) pokoknya si Naphat itu cute
beudd,, penulis suka banget liat dia pakai jas, kemeja, T-shirt atau pun Cuma kaos doang, orang ganteng mah pakai daun atau
goni di jahit juga ganteng, lah kalau penulis (ambayarrr) jangan dibayangin
woyy.
Kenapa cerita ini menarik ya dung, alurnya itu cantik
banget, lokasi filmnya uwoo indah banget, pencahayaan, lagu, semua semua
penulis suka (kecuali beberapa yang menjadi biasa bagi mereka dan tidak untuk
kita (ga usah sok bingung)). Disitu tuh
si cowok udah nunggu ceweknya selama 10 tahun, jadi si Palm sudah berteman
dengan si Gink sejak 2009 sampai 2019, dari zaman sekolah sampai sudah berkarir
masing-masing, sebenarnya pas SMA si Gink itu udah pernah nge-kode kalau dia
punya perasaan yang berbeda sama si Palm tapi si Palm malah (ntah apa yang
dipikirannya, pokoknya dia bilang,,, tapi kayaknya emang udah alur ceritanya
gini sih, kalau ga gini kan ga jadi Friend
Zone ) Palm bilang kalau dia anggap Gink Cuma teman yang bisa diajak
ngomong, (ya elah Bambank semua orang juga bisa diajak ngomong,kecuali tuna
wicara -_). Udah,, udah kok malah Spoiler.
Let’s read the
short story below!
Sebatas
Mie Ayam
src: Doc.pribadi
“Apa, jadi maksudmu kau tidak mau berteman dengan ku
lagi?” Kay menumpukan kedua sikunya di atas meja, kedua bola matanya menatap lamat-lamat
ke dalam mata Alif, bibirnya mengerucut
ke depan, dengan kekanakan ia
mengerjap-ngerjapkan matanya berulang kali (sok
imut) ke arah Alif yang sedang memandangnya dengan tatapan setengah jijik. Takk,,, Alif menjentikkan jarinya ke
dahi gadis itu, gerakan itu cukup mendorong wajah Kayla mundur ke belakang
“Kay, kau bukan anak SD lagi” ucap Alif dengan nada malas. Tak habis cara gadis
itu terus menggoda “tapi aku lebih imut dari anak TK kan,” balasnya dengan kepercayaan
diri di atas 99%, Alif mengibas-ngibas kan tangannya “terserah,,,” balasnya
singkat.
Kayla
memperhatikan Alif lamat-lamat ia melihat semua detail wajah Alif tanpa
berkedip, tanpa mengalihkan pandangan ia menggerakkan sebelah tangannya ke atas
meja untuk menopang wajahnya, gadis itu memandang Alif dengan tatapan
terkesima. Sepersekian menit keadaan terasa hening dan canggung bagi Alif , ia
mengalihkan pandangannya dari wajah Kayla dan beberapa gerakan kecil reflek
dilakukannya karena tidak nyaman dengan suasana tersebut.
“Cukup manis,” ucap gadis itu memecah hening, angin
berhembus melewati jarak di antara mereka, seketika ada getaran yang tak karuan
menghangatkan tubuh Alif ia balik
menoleh ke arah Kayla dengan tatapan tak karuan, sedikit canggung, malu malu,
dan terkejut. Gadis itu menarik tubuhnya ke belakang dengan santai ia bersandar
ke kursi, matanya menatap Alif segaris senyum dilontarkannya kepada Alif.
“maksud mu,,,?” tanya Alif hati-hati, reflek gadis itu mendorong tubuhnya ke
depan wajahnya begitu dekat dengan Alif sekarang, plakk,,, gerakan itu tiba tiba dan cepat Kayla memukul bahu Alif
dengan sebelah tangannya sambil tertawa lepas ia menjawab “ya cukup manis,
cukup manis untuk menjadi teman ku dan mendapatkan diskon setiap makan mie
ayam, bukankah itu bagus,” gadis itu benar-benar bersemangat mematahkan
perasaan tak jelas lelaki di depannya.
Alif memalingkan wajahnya, “Kay,,, kamu itu gadis berumur
23 tahun bukan anak SD lagi,” ucapnya kesal, Kayla menyipitkan matanya “Jadi
apa kamu bisa lebih se,,,” belum sempat Alif menyelesaikan ucapannya Kayla buru
buru meletakan sebuah sendok ke bibir Alif yang entah sejak kapan gadis itu
sudah memegang sendok “ssstttt,,,” ucapnya dengan tatapan serius ia melihat ke
belakang Alif seorang pelayan menghampiri meja mereka dan meletakkan semangkuk
mie ayam panas ke depan Kayla dan semangkuk lagi ke depan Alif, setelah pelayan
pergi Kayla menarik tangannya dan tak sabar ingin segera menikmati mie ayamnya
saat ia akan menggunakan sendok ditangannya, Alif memperhatikan gerakan gadis
itu tatapannya terfokus pada sendok yang dipegang Kayla hanya sepersekian jarak
antara sendok dengan mie ayam. Tiba-tiba “Nah,,,” ucap Kayla, ia meletakkan
sendok ditangannya ke dalam mangkuk mie ayam Alif sambil menyengir ia berkata
lagi “sepertinya kau sangat ingin sendok itu,” ucapnya santai dan segera
mendapatkan sendok lain.
Alif mengaduk-aduk mie ayamnya ia belum bernafsu untuk
menyantapnya bahkan mencicipinya saja enggan, ia hanya diam memandangi mie ayam
yang sedari tadi menguap dan sepertinya sudah kehilangan banyak suhu panasnya.
Lelaki itu kembali pada kejadian 20 menit lalu saat entah bagaimana ia bisa
mengucapkan kata-kata itu.
20 menit kilas balik. Ia menarik kursi di depannya lalu
mengambil tempat untuk duduk di depannya sudah duduk seorang gadis. Gadis itu
bersandar ke kursi dengan santai ia mengayun-ayunkan kakinya, sebenarnya jika
orang biasa seperti Alif tidak akan bisa melakukan hal tersebut karena tentu
kaki akan menyentuh lantai tapi gadis ini saat ia bersandar kakinya tidak akan
menapak di lantai, unik (itu mah
pendek) ia tampak sibuk dengan ponselnya, Alif bisa menebak apa yang dilakukan
gadis itu, gadis itu tidak sedang chattingan,
ataupun scroll scroll sosial media tidak jelas. Tentu karena Alif sudah 10 tahun mengenal gadis itu sejak SMP
dan sejak 7 tahun lalu mereka berteman dengan akrab, mereka saling tahu dan
paham kebiasaan dan kesukaan masing-masing.
“Novel apa?” tanyanya menyapa gadis itu,
Menyadari seseorang di depannya gadis itu mendorong
tubuhnya ke depan, Alif melirik ke arah bawah ia melihat kedua kaki gadis
tersebut berhasil menapak ke lantai tanpa sadar Alif tersenyum. “Novel yang
buat greget,,,” ucap gadis itu memecah
fokus Alif,
“bagaimana?” tanyanya ingin tahu,
“Iya,,, pokoknya ceritanya gini si cewek itu suka sama
teman cowoknya tapi temen cowoknya malah ga,,,” bla,,bla Alif tidak begitu mendengarkan
celoteh temannya itu, dia hanya diam sambil memandang lamat-lamat wajah gadis
itu, Alif menyadari ia suka celoteh gadis itu, suka caranya berbicara, caranya
menatap, memanyunkan bibir, bertingkah random
seperti gadis 23 tahun yang tidak pernah merasa tua teramat suka bahkan
lengkingan gadis itu selalu ingin didengarnya setiap malam seperti melodi
penghantar tidur. Kini gadis itu tengah memandang Alif dengan tatapan kesal
“kau tidak benar benar mendengarkan ku, bukan?” tanyanya kesal, Alif mengerjapkan
matanya ia tidak benar benar tahu sampai mana celoteh gadis itu berhenti,
“menyebalkan,,,” dengus gadis itu.
Alif
tidak membalas ucapan gadis itu sedikit pun atau pun berusaha untuk membujuk
temannya yang tengah berpura-pura merajuk itu, ia hanya diam, diam dalam
pikirannya sendiri ia merasa harus mengakhiri ini membuat semuanya berhenti, berhenti
mengkhawatirkan gadis itu, berhenti merindukannya, berhenti memikirkannya, dan
berhenti merasa takut kehilangannya dalam hubungan seperti ini ya hubungan
pertemanan, entah mengapa rasa yang telah dibekukannya selama 7 tahun kini
mencair dalam beberapa minggu terakhir setelah mengetahui gadis itu akan pergi,
pergi jauh darinya, ia tidak akan dapat melihat gadis itu lagi, menyantap mie
ayam kesukaannya, melihat ia merengek minta ice
cream atau bahkan akan sangat jarang mendengar celotehannya.
“Kay,,, kau benar-benar akan melanjutkan S2 ke sana?”
tanyanya kemudian,
“hmm,,,”
“kenapa ga disini aja? Kenapa jauh-jauh ke sana?”
“yahh,,, kau tahu itu impianku, kan?” gadis itu memandang
Alif acuh tak acuh ia sedikit heran temannya banyak berargumen untuk
menentangnya biasanya Alif akan selalu berada di garda terdepan mendukung
keputusan gadis itu, tapi entah mengapa untuk yang satu ini lelaki itu banyak
penolakan. “seperti sedang melarang pacar mu saja,” goda gadis itu
“aww,,,membuat ku malu, hahahha” tambah gadis itu lagi dengan tawa sumringah.
Alif memandang gadis di depannya dengan serius “kalau iya
kenapa?” tanyanya serius,
“hmm,,,” gadis itu balik membalas serius “ya iyalah,
kalau kau tidak khawatir, aku malah ragu apa kau benar-benar teman ku,”
jawabnya enteng
“tidak,,, bukan maksud ku sekarang iya, tapi bisakah,,,”
“kau mau pesan apa?” tanya gadis itu cepat, ia memotong
ucapan Alif sembari melambaikan tangan memanggil pelayan. Setelah memesan menu
tanpa bertanya pendapat Alif ia langsung memesan dua mangkuk mie ayam, itu
adalah menu favorit mereka saat mengunjungi tempat ini.
“aku tahu, kau tidak pernah serius dengan apa yang
sebenarnya kau tahu dan mungkin kau juga rasakan” tambah Alif tak mau lagi
gadis ini mengelak, gadis itu hanya diam ia memutarkan kedua bola matanya liar
ia tak nyaman dengan suasana ini, tapi sebenarnya gadis itu juga tak sungguh
tau apa yang sebenarnya ia rasakan saat ini.
“jika kita tidak bisa lepas dari zona ini, mungkin mulai
sekarang mari mengenang tentang kau dan aku yang sebenaranya tak pernah ku
harap sebatas kata,,,” Alif berhenti ia tak sanggup meneruskan kata-kata
selanjutnya “tanpa pernah benar-benar
menjadi kita” ia simpan kata itu dalam-dalam, sekuat tenaga di telannya air
liur untuk membasahi kerongkongannya, dan sebenarnya ia tidak sanggup untuk
menerima balasan atau kenyataan apa yang akan terjadi setelah itu. Suasana
seketika hening.
Alif
kembali pada kesadaran, ia melihat ke arah Kayla gadis itu baru saja
menyelesaikan sendok terakhir mie ayamnya, melihat itu Alif sedikit terkejut
sejak kapan ia sudah melamun dan mengapa gadis dihadapannya ini tidak
menegurnya apa dia benar-benar lapar. Kayla balik menatap Alif, “Lif,,, kau
tidak lapar?” Kayla heran melihat mie ayam Alif yang masih utuh dan mienya
tampak sudah kembang. Alif tidak
menjawab ia menggeleng pelan. Setelah membayar makanan mereka berjalan
beriringan keluar dari tempat makan meninggalkan mie ayam Alif yang sekarang
benar-benar tidak menyelerakan untuk disantap, Kayla merasa tidak nyaman dengan
suasana canggung ini, “seperti dua orang asing saja” gumamnya, ia melirik ke
arah Alif tapi laki-laki itu tetap fokus memandang ke depan tidak pasti apa
yang sedang dipandangnya, Kayla mendengus kesal ia memanyunkan bibir dan
menendang sebuah batu kecil yang menghalangi jalannya sebenarnya itu adalah klise agar lelaki itu lebih fokus pada
orang di sebelahnya, Kayla menghentikan langkahnya tepat di depan sebuah
indomar*t, tiba-tiba ia tersenyum dan merasa sangat bersemangat ia mengangkat
tangannya dan menunjuk ke arah indomar*t tersebut “Lif,Lif,,, ayo kita beli Ice,,,” ucapan gadis itu terhenti saat
ia sadar kini Alif telah meninggalkan dirinya dibelakang, ia terdiam dan
memandangi tubuh lelaki itu lalu dengan kesal berlari ke arah Alif, “dorrr,,,”
ucapnya mengalihkan fokus Alif dengan napas tersenggal “apa kau benar-benar
Alif?” cerewet gadis itu, Alif hanya tersenyum tipis ia menggaruk-garuk
kepalanya yang tidak gatal “iya” ucapnya dengan tatapan tak bersalah. Kedua
mata gadis itu terbelalak kini ia benar-benar kesal, “ada yang ingin kau
lakukan lagi?” tanya Alif tanpa perasaan bersalah, “beli ice cream?” tanyanya percaya diri, gadis itu benar-benar naik darah
ia memalingkan wajahnya dari Alif, “ice
cream coklat?” tambahnya lagi, kini Alif benar-benar berhasil merusak mood gadis itu, Kayla merasa sedih ia
kesal setengah mati.
Tanpa menjawab pertanyaan Alif gadis itu mengayunkan
tangannya ke tepi jalan memanggil angkutan umum, segera Alif menarik lengan
gadis itu yang sedang mencoba menjauh darinya “pulang?” tanyanya benar-benar
dengan nada tak bersalah kini ia yang memasang ekspresi bingung melihat tingkah
Kayla. Dengan kasar Kayla menghempaskan tangannya untuk melepaskan genggaman
Alif “kau tahukan besok itu aku akan pergi, ga yakin kapan pulang dan ga
mungkin kita bisa sering ketemu lagi, aku kesini untuk menikmati waktu bersama
mu,,, bersama temanku, tapi,,,” ucap Kayla dengan penuh sesak menahan kesal dan
sedih “ah sudahlah” Kayla berbalik cepat, sebelum ia menaiki angkutan umum ia
berbalik lagi “besok jam 07.15 pesawatnya berangkat,” ucapnya gadis itu lagi.
Alif tertegun di tempatnya hanya satu langkah saja ia sudah menerima kenyataan
yang menyakitkan apa lagi jika ia berlari atau bahkan menerobos melewati batas
itu, Alif tertunduk menggamit nasib.
06.47 WIB berulang kali Kayla melirik jam tangannya dan
berulang kali juga ia melihat ke sekitar mengharapkan sesuatu atau lebih
tepatnya seseorang, entah sejak kapan ia mulai kesal dengan hari ini, suasana
ini, dan juga ia kesal dengan kopernya. Plakk,,,
gadis itu menendang kopernya pelan melampiaskan kekesalan, lalu ia menarik lagi
kopernya mendekat dengan kesal gadis itu berjongkok meletakkan tas punggungnya
ke atas koper dengan lesu ia tertunduk menatap lantai-lantai bandara. 07.01
WIB, “ihh,,” Kayla meringis ia memegangi kedua betisnya yang kesemutan dengan
tertatih ia berdiri perlahan dan menggerak-gerakkan kakinya.
“soft blue,
cocok untuk mu,” ucap sebuah suara, Kayla melihat ke arah sumber suara itu ia
mendapati Alif sudah berdiri di hadapannya lalu gadis itu beralih ke arah
sepatunya ia tahu yang di maksud alif adalah sepasang sepatu yang menjadi
hadiah ulang tahun ke-23 untuknya dari Alif, dengan cepat gadis mengangkat
kakinya berusaha melepas sepatu tersebut ia bahkan lupa bahwa kakinya tengah
kesemutan,
“ehh,,, aku tidak minta itu dikembalikan,” ucap Alif
cepat mencegah Kayla, “kalau aku minta itu, masa iya nanti aku pulang tidak
pakai baju,” tambahnya lagi, Kayla bingung mendengar perkataan Alif namun ia
segera menyadari maksudnya ketika melihat kemeja biru muda dengan garis putih
di kedua lengan bawahnya itu adalah hadiah ulang tahun ke-23 juga dari Kayla
untuk Alif, tahun ini tanpa sengaja mereka memberi hadiah berbeda dengan warna
yang sama, kedua insan ini memang sama-sama memilih biru muda sebagai warna
favorit mereka. Kayla tersenyum ia menepuk-nepuk bahu Alif “manis,,,manis cocok
untuk mu” balasnya.
“aku memang manis dan ngangenin, ah,,, aku khawatir kau
akan merindukan ku,” balas Alif percaya diri,
“hhhah,,,”
Alif melirik jam tangannya sebentar lagi keberangkatan
untuk pesawat Kayla akan tiba “udah sana,” ucapnya sambil mendorong tubuh gadis
itu
“ihh,,,ngusir,” balasnya dengan bibir dimanyunkan,
“jaga dirimu, jangan begadang, makan teratur, jangan
banyak menangis karena merindukan aku,,,”
“aku akan banyak menangis karena rindu mie ayam,” potong
gadis itu menyadari ia tidak mungkin akan mendapatkan mie ayam di luar negeri,
“jangan memotong pembicaraan orang, aku sedang berusaha
melow ini,” balas Alif dengan nada kesal yang dibuat-buat, “ingat apa tujuan mu
disana jangan banyak bermain-main, pokoknya segera selesaikan dan cepat kembali
ke sini, kalau sudah sampai sana hubungi orang tua mu keluarga mu dan aku,
berbaik hatilah meluangkan waktu mu untuk berkabar dengan ku seminggu sekali,
jika terlalu sibuk dua minggu sekali, atau jika kau sudah membaca pesanku maka
balas lah walau hanya balasan singkat atau hanya sebuah emoji,,,”
“kau cerewet sekali,” ucap Kayla sambil menahan air mata
yang hampir tumpah,
“sudah,,,sudah, kan kita tidak berpisah alam, hanya
jarak, gih sana pergi, lama-lama di sini,,,” Alif diam sesaat “ntar aku juga
ikut melow,” tambahnya lagi.
Kayla
mengikuti perkataan Alif ia melangkah menjauhi lelaki itu, Alif memandangi
tubuh Kayla yang mulai menjauh ia melihat gadis itu berbalik lalu melambaikan
tangan ke arahnya Alif juga ikut melambaikan tangan membalas Kayla ia tersenyum
simpul melepas kepergian temannya itu. Saat Alif juga akan berbalik “Liff,,,
Aliff,,,” teriak Kayla, Alif segera berbalik ia melihat Kayla memanggil namanya
dengan semangat dan air mata yang mulai menetes kedua tangan gadis itu membentang,
segera Alif berlari ke arahnya dan plak,,,
Alif memukul pelan kepala Kayla, sontak Kayla terkejut, lalu Alif
mengusap-usap pelan kepala gadis itu perlahan tangannya menghapus air mata yang
sudah membasahi pipi gadis itu , “jangan goda laki-laki lain di sana,” ucapnya
lagi,
“kau tahu hati ku untuk siapa,” balas gadis itu,
Alif memandang gadis itu untuk terakhir kali sebelum
benar-benar berpisah “Tentu, tentu aku
tahu. Dan itu bukan untukku” batinnya, Alif
tersenyum “gadis pintar” balasnya singkat.
Ia
benar-benar telah membiarkan gadis itu pergi tanpa memberi tahu isi hatinya
yang sebenarnya, saat gadis itu bilang “kau
tahu hati ku untuk siapa,” tentu Alif tahu bahkan tahunya itulah yang
membuat dia merasa frustasi ingin segera menerobos batas ini, bahkan tahunya
itu juga yang menahan dia untuk tidak membalas isyarat peluk perpisahan dari
gadis itu, sebenarnya Alif juga terkejut saat Kayla membentangkan kedua
tangannya ke arah Alif bahkan selama ini ketika Alif tanpa sengaja menarik
tangannya untuk membantu menyeberang saja gadis itu bisa mengomel panjang
lebar. Alif memandangi lantai bandara “sampai kapan aku harus menunggu lagi?”
gumam Alif pada dirinya sendiri.
SAMPAI SINI AJA
Duh,,,duh
membantu ga sih se-fruit kisah di atas untuk membuka pandangan pembaca
sekalian, jawab dalam hati aja kalau rajin tulis di komentar (tapi penulis
benar-benar penasaran dengan pendapat kalian, ketik sesuatu di komentar ya) Apa
pendapat kalian tentang Friend Zone? Atau mungkin kalian bisa menuliskan kisah
kalian biar saling bagi pengalaman. Kalau penulis sendiri sih, enjoy aja ya dan
ga begitu percaya tentang persahabat antara cowok dan cewek ga akan bisa
berjalan begitu saja, karena selama ini berteman sama cowok enjoy,,,enjoy aja
sih (hehhehe) ga aneh-aneh tuh. Tapi, ada yang penting untuk dibagi nih,
menurut penulis persahabatan antara cowok dan cewek akan baik-baik saja jika
keduanya tidak memiliki hubungan apa pun, namun masih bisa berteman juga meski
sudah sama-sama punya pacar, dan kalau salah satu udah nikah, lebih baik
pertemanannya sebatas kenal aja ga lebih, kenapa? Ya iya lah ntar cemburu pula
suami/istrinya (xoxoxo) yah penulis juga bakal cemburu kalau tb tb suami
penulis kelak punya sahabat cewek dan masih intensif berteman seperti sebelum
kenal penulis (:D).
BTW untuk teman SMA ku (Tiara, Aling Nabil,Fatur, Shobah,
Yudha, Prakoso, Julian, Alfian) lebaran ini ke rumah Alfian ya TITIK. Dan teman
SMP ku (Dina, Mayang, Khusnul, Irma, Doni, Zulham, Jefri, Ryan, Fikri, Nanda,
Rizki boss, Rizki ATM, fitriyani, Dilla,) dan beberapa yang lainnya, miss u
guys. Untuk teman-teman kuliah ku juga semangat daringnya jan kebanyakan ngeluh
dan ngedumel di grup, kalian tidak tahu betapa rindunya aku dengan kalian kan i
really really miss u guys (tapi bo’ong -_). Dims juga, rindu woi cepat balek
kampung dirimu. Atau aku yang kesana? (hahahha, udah ku tulis nama kelen awas
kalau ga baca)
“Be a reader like a writer.” See u on the next story
again, I’m Ralie.
1 komentar
Nice kakaaaa...
BalasHapus