Serba Serbi Daring Akibat Pandemi Covid-19
April 05, 2020
Daring Ku Luv Da Best
src: doc.pribadi
Ayyaw,,, I’m Ralie. I love Blue so much, because Blue is
me and I is Blue. Let’s read my story,
wish u like it, and happy reading.
Kali ini
kita akan berceloteh perihal daring (daring ku love da besttt,,, tapi bo’ong
-_). Tunggu, pembaca yang budiman dan cute (tentu lebih lebih teramat cute-an
penulis) taukah kamu apa itu daring? Yap, daring itu adalah jaringan (online)
nah akhir-akhir ini semua kita dihebohkan dengan daring, belajar onlina bisa
via Whats App, Class room, zoom, atau
e-mail. Kita semua terpaksa harus social
distancing, dikarenakan virus atau wabah yang tengah membuat bumi kita
sakit Covid-19, sekilas tentang Covid-19 atau severe acute respiratory syndrome
coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan.
Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan
gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian.
Nah, Virus ini pertama kali di temukan di kota Wuhan,
Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah
menyebar ke wilayah lain di Cina dan beberapa negara, termasuk Indonesia. Nah,
begitulah pembaca makanya kita semua mulai SD, SMP, SMA, dan anak Kuliah bahkan
Sarjana juga serba onlene :”( huhuhuh
sedih. Pokoknya buat pembaca di atas tahun 2020 semoga kalian tidak merasakan
hal ini, merasakan himbauan #dirumahaja.
Tapi, kejadian ini telah membantu nama baik kaum rebahan
yang dulunya digadang-gadang sebagai orang malas kini menjadi...Orang yang Taat
Aturan Pemerintah (wawww...beri tepuk tangan :D). Udah udah ga usah banyak
banyak apresiasi aja. Nah, kali ini penulis ingin membagai beberapa cerita
random pengalaman penulis sendiri saat daring dan himbauan di rumah aja
digalakkan. Let’s read and enjoy with my random story.
#1
Kamis, hari kedua bagi penulis untuk daring. Hari ini
cukup ribet dengan tugas English Math tugasnya
adalah kami harus mentransleat bahasa inggris ke bahasa Indonesia sebanyak 13
halaman dan meresume makalah kelompok
mata kuliah Kewarganegaraan, dan itu adalah hari yang kesekian untuk adik
penulis yang SMA melakukan daring begitu juga adik sepupu penulis yang satu
sekolah dan satu angkatan dengan adik namun beda kelas. Nah, sebenarnya tugas
dikasih jam 08.00 WIB dan penulis sudah selesai mentransletkan sekitar jam 09.30
WIB, namun di jam yang sama tiba tiba ada pesan dari umik (adik mamak) yang
meminta bantuan penulis untuk menjawab soal Kimia dan Geografi SMA kelas X, entah mengapa hati nurani
penulis tergerak untuk membantu (bukan riya J) penulis mengira bakal bisa memburu waktu padahal baru
nulis transleat 2 halaman masih ada banyak halaman lagi yang harus ditulis L. Lalu karena
ke asyikkan nge-reuni sama pelajaran Kimia (ilmu favorit penulis) penulis lupa
waktu tiba tiba udah jam 17.00 (huaaaa) baru sadar tinggal 2 jam lagi sebelum
deadline, disitu malah belum mandi, belum makan siang, ga peduli mamak bilang
makan dulu entar sakit penulis langsung ngebut nulis (pegel banget sumpah :”),
dan saat akan azan Magrib akhirnya tugas selesai dan penulis lalu mengirim ke
pada dosen yang bersangkutan dan setelah isya baru lanjut kewarganegaraan yang
deadlinenya jam 23.59 WIB. Disitu mamak bilang “Kita boleh nolong orang tapi
pastikan kita sudah menyelamatkan diri kita dahulu.”
Oke jadi, Kita punya dua tangan untuk menolong orang lain
dan diri kita sendiri/ Menjadi egois untuk kebaikan kita kadang itu perlu,
ternyata.
#2
Setelah
selesai sholat Magrib penulis (masih lengkap pakai mukena bahkan sejadah belum
diberesi) langsung duduk di ruang tamu bersama adik penulis yang SMA, kami
sama-sama baru selesai sholat dan belum membuka mukena, sedang mamak didapur
tengah membuat bumbu untuk memasak ikan sepat yang dipancing ayah penulis (ayah
penulis gemar sekali memancing, serius) nah selagi ayah sedang menyiangi ikan,
mamak buat bumbu rencananya ikan sepat mau di gulai asam (salah satu sayur yang
tidak penulis sukai lebih tepat anti sih, hehhhe) kedua adik penulis yang lain
juga di dapur (jangan berpikir mereka membantu-mereka cuma liatin sekaligus nge-cerewetin
“yah ikannya besar ya”, “yah mau dimasak apa?” “yah,,,yah” ya gitu kira-kira).
Penulis masih duduk bersama adik penulis yang SMA kami sedang membahas beberapa
soal daring adik penulis dan saling mengungkapkan rencana akan menyelesaikan
tugas daring setelah Isya, namun tiba-tiba tap,,,
aduh mati listrik sontak semua gelap no cahaya.
Kami
masih dalam posisi tenang kayak ga ada apa-apa santai aja gitu, tapi “Mana
senter, ga tau gelap ini orang mau masak” (tau dong yang teriak siapa) yap
mamak penulis ia sibuk mencari senter setelah menemukannya suasana pun kembali
tenang. Di tengah kegelapan adik penulis
memulai pembicaraan tentang film horor yang tadi sore kami tonton “Sebelum
Iblis Menjempu” yah cerita dari mulai alur, jump
scarenya, adegan horor, wajah hantu, dan tiba tiba penulis tertawa diikuti
adik penulis awalnya adik penulis mengira semua baik baik saja, namun saat adik
berhenti tertawa tapi penulis masih tertawa panjang (hahhahahhaahh) begitu
kira-kira, dengan segera adik bangkit dari duduknya berlarian ke dapur menuju
mamak, “Mak,,, kakak ketawa kayak setan,” ucapnya setengah bergidik.
Jangan nerka
nerka gitu deh cerita masih berlanjut nih, mamak dengan enggan menjawab “Biar
aja ntar kan dia yang dimasukkin hantu baru tahu rasa,” sesaat penulis tak
bergeming masih tetap teratawa (sebenarnya penulis sedang berpura-pura untuk
menjahili adik) namun masih dalam tawa yang dibuat buat akhirnya penulis
menyerah segera bangkit dari duduk dan lari menghampiri adik. Plak,,, dengan enteng adik memukul lengan
penulis “wohh,,, penakut sok nakuti,”
“heh, ga penakut ya,” bantah penulis
“ya udah ayok nonton Siccin (salah satu judul film horor
Turki)”
Penulis melihat keadaan sesaat lalu segera memalingkan
wajah “ga mau malas,” jawab penulis mengelak,
“alah lah hahahha,” ejek adik, penulis hanya manyun
melihat tingkah adik.
Mamak sekarang
sudah mulai menyalakan kompor lalu mulai memasak, ayah sudah berberes mencuci
tangan sedang penulis dan adik penulis yang SMA masih berdiri di depan pintu
dapur sambil bercanda-canda ria, tertawa, nyanyi-nyanyi (menyanyi adalah hobi
adik penulis yang SMA) dan tiba tiba kami hening sesaat kehabisan bahan obrolan,
lalu dari arah ruang tamu “sssstttt,,,”
suara itu sukses mengejutkan penulis dan adik penulis kami saling pandang
secara bersamaan adik penulis dan penulis berteriak “Makk,,,” teriak adik
diikuti teriakan spontan penulis “Nandesuka? (kenapa begitu kurang lebih
artinya/ bahasa Jepang)” kami segera berhamburan menyuruk ke belakang mamak
yang sibuk memasak, kedua adik yang lain bingung melihat tingkah kedua kakanya,
sedang ayah masih tenang membereskan pekerjaannya.
“oii,,,kenapa?” tanya mamak dengan nada kesal melihat
kami yang mengganggu dirinya memasak, “mmm,,,” jawab kami sambil terus
meringkuk di belakang mamak, malah adik ku sudah menangis sambil terus
menyengir jujur penulis sebenarnya hanya terkejut tadi tapi saat melihat adik
benar benar takut (di hati malah merasa konyol dan pengen ketawa), dengan nada
dan napas yang tersengal adik menjelaskan apa yang terjadi “ohh,,” balas mamak
enteng sementara kedua adik penulis yang lain sudah bergidik mendengarnya dan
ayah malah tidak peduli sama sekali,,, (wkwkkw) makanya jangan penakut jadi human.
#3
13.05 WIB penulis baru saja berkutat dengan tugas daring
memandangi layar radiasi berjam jam, duhh,,, penat nih retina mata (lelah
hayati), penulis keluar rumah menuju pohon jambu air jenis jambu madu yang tengah
berbuah lebat, rasanya manis banget tapi yang terpenting lebih manisan penulis
dong (aelah ini human PD-nya kebangetan, jan ilpil ye Cuma biar ga garing aja).
Penulis mendongak ke atas mencari jambu yang siap untuk di petik, saat itu adik
penulis yang masih kecil (3 tahun) sedang sibuk bercengkerama dengan Ona (ayam
teletubis yang masih kecil warna Orange)
adik penulis yang satu ini emang hobi ngomong sampai penulis kadang enggan
menanggapinya, dan saat penulis sedang sibuk mencari jambu eh si adik malah
usil jahili penulis, dia mengambil jambu yang jatuh di tanah lalu tanpa segan
segera melempar ke arah penulis (emang jahil nih anak) awalnya penulis biasa
aja tapi dia malah tambah (nyenye, ya karena ga ditanggapi dia malah kesel)
adik kembali melempar dan malah ngejek-ngejek ga jelas, terus dia merengek “mak
minta jambu,” rengeknya ke arah mamak, “Ambilkan kak!” seru mamak, dengan
tatapan malas penulis menjawab “ga mau,,,” ucap ku sembari mengejek ke arah
adik, eh itu bocil (bocah cilik) malah kesel terus teriak-teriak ga jelas
merengek ke mamak, “udah nanti mamak yang ambilin” jawab mamak menenangkan, (hehehe)
tapi perang dingin ini tidak berhenti disini.
Penulis megambil sebuah jambu saat melihat fisik jambu
tersebut dari dekat penulis punya firasat buruk, lalu penulis membelah sedikit
untuk mengecek kebenarannya dan ternyata binggo
tepat, lalu “dik, ini nah jambu” ucap penulis
Adik menoleh tak acuh lalu menggeleng cepat, “ ini jambu
nah,” ucap penulis lagi, “ga untuk kakak aja” jawabnya “ihh,, ga papa lo, nah”
masih kekeh, “ga” jawabnya mantap, “ya udah kalau ga mau, wahai jambu manis
maukah dikau dengan ku” ucap penulis menggoda, adik menoleh lalu dengan segera
ia berlari ke arah penulis “minta,” ucapnya polos. Penulis melihat adik sambil
tersenyum manis “ini, bilang apa?” tanya penulis ramah, dengan senyum sumringah
cerah bak bungan matahari adik menerima jambu dan menjawab “terima kasih kakak,”
(awokwowk) dengan segera ia membelah jambu berhasrat untuk menyantapnya dan plakk... sontak jambu di buang “busuk,,,”
teriaknya yang langsung disambut tawa puas penulis “hahahhaa,,, kena kau,”
sangat bahagia (aduhh, jangan hujat penulis nitizin :D ).
Sedikit untuk
daring, ketahuilah metode belajar seperti ini benar-benar tidak efektif penulis
sendiri tidak mengerti beberapa materi tanpa penjelasan yang jelas L begitulah, di
grup yang ada gurunya kami akan menjawab “wa’alaikumsalam
pak/buk, baik pak/buk, terima kasih pak/buk, dimengerti pak/buk, bla..bla,,,bla)
namun berubah 357° saat di grup kelas pribadi (eh gila tugasnya susah beudd, eh numpuk nih tugas, aduhh pusing, ihh ga
ngerti sumpah, apaan ini woi, aduhh sudahi penderitaan ini, bla,,bla,,bla)
wahai bapak/ibu jika kalian menemukan tulisan ini saya pribadi minta maaf tapi
memang itu yang kami rasakan belum lagi kuota yang sekarat L . hehehe,,,
udah ah kok ngeluh apa pun itu ada hikmahnya, bukan?
Yap cerita di atas adalah sedikit dari keseharian
penulis, yah beginilah penulis dengan segala ke-absurd-an dan ke-random-annya (xoxoxo). Dan teruntuk para pembaca
ku berdasarkan tulisan diatas bersediakah kalian menuliskan karakter penulis
menurut kalian (hehhee) tidak serta merta penulis seperti apa yang akan tertera
di kolom komentar ya, oke No Problem can’t wait to read your coments my
reader... luv dabest. I’m Ralie see u,,, J
0 komentar